Sering dengar cerita orang mendadak kaya raya karena all in kripto atau saham? Atau justru kubu lain yang bilang diversifikasi itu wajib hukumnya? Pasti bikin kepala pening, kan? Mau diversifikasi, tapi bingung porto idealnya seperti apa. Apalagi kalau market lagi bergejolak, bisa-bisa jantung ikut berdisko. Tenang, kamu gak sendirian! Di artikel ini, kita akan kupas tuntas 15 portfolio investasi terbaik yang bisa jadi panduanmu meraih 10 Miliar pertama, lengkap dengan strategi hadapi market crash tanpa panik.
Konsep ini sebenarnya terinspirasi dari Sander, seorang fund manager kawakan di Amerika. Kita akan bedah lebih dalam strategi diversifikasi ala Sander yang dianggap paling realistis untuk mencapai tujuan finansialmu. Siap jadi investor cerdas dan kaya raya? Yuk, simak sampai akhir!
Kekayaan Datang dari Dua Jalur: Pilih Fokusmu!
Sebelum bicara porto, pahami dulu fondasinya: membangun kekayaan itu cuma ada dua cara, lewat active income (pendapatan aktif) dan investment (investasi). Kebanyakan orang cuma fokus salah satu, padahal idealnya keduanya jalan beriringan.
Kalau kamu jago bisnis atau profesional karir yang lagi melejit, fokus di active income itu sah-sah saja. Banyak kok orang super kaya yang sumber utama kekayaannya dari bisnis. Bagi mereka, return investasi 6-15% per tahun itu target ideal. Tujuannya bukan cuan gede-gedean, tapi lebih ke menjaga kekayaan yang sudah ada.
Ngejar return investasi terlalu tinggi, misalnya 50% atau 100% setahun? Siap-siap risiko jeblok 80-90%! Apalagi kalau waktumu habis buat kerja 60 jam seminggu, kapan sempat belajar analisis investasi ala Benjamin Graham atau strategi flow saham ala Lo Kheng Hong? Jangan mudah tergiur omongan influencer yang bilang return 6-15% itu kecil. Setiap orang punya prioritas dan fokus yang beda!
Nah, kalau kamu tipe full-time investor atau trader, beda lagi ceritanya. Kamu gak terlalu fokus active income, tapi portofolio investasi jadi mesin uang utamamu. Di sini, return di atas rata-rata itu wajib, minimal 15-25% setahun, biar efek compounding-nya maksimal. Kalau kamu jago di dua-duanya, active income dan investasi, pertumbuhan kekayaanmu bisa paling cepat!
Saya sendiri berusaha seimbangkan keduanya. Luangkan waktu belajar market sambil jalanin bisnis. Hasilnya? Porto seringkali tumbuh di atas 40-50% setahun. Tahun 2022 jackpot saham US, akhir 2023 di Bitcoin, dan 2024 ini saham Indonesia lagi gacor. Total porto saham Indonesia sudah bagger (untung berkali-kali lipat). Pertumbuhan kekayaan jadi super kilat!
Ilustrasi Dahsyatnya Compounding Return Investasi
Bayangkan, investasi rutin 10 juta per bulan selama 25 tahun. Nabung biasa, total modalmu 3 Miliar. Lumayan, kan? Tapi tunggu dulu, kalau investasi ini menghasilkan return 10% per tahun, total investasimu jadi 17 Miliar! Lebih dari 4 kali lipat modal awal!
Lebih dahsyat lagi kalau return 15% per tahun. Total investasi melonjak jadi 32 Miliar! Dengan modal active income yang sama, kenaikan kekayaan bisa berkali-kali lipat. Kekuatan compounding memang luar biasa!
Tentukan Profil Investor: Jujur pada Diri Sendiri!
Sebelum pilih portfolio, jujur pada diri sendiri, kamu tipe investor yang mana? Semua orang pasti maunya porto tumbuh 30%, 50%, bahkan 100% setahun. Tapi, kalau keinginan gak diimbangi skill, dedikasi, dan pengalaman di market, yang ada malah boncos! Ikut-ikutan beli altcoin tanpa riset, latah beli saham karena FOMO, ujung-ujungnya nyangkut semua.
Kalau kamu fokus dan jago di bisnis atau karir, pilihan investasimu mungkin terbatas. Tapi justru dari pilihan terbatas ini, potensi cuanmu bisa tetap besar. Apalagi kalau target return-mu realistis, 6-15% setahun. Itu gak susah kok, nanti kita bahas pilihannya.
Benchmark vs. Alpha: Cari Cuan Lebih, Risiko Sama!
Dalam investasi, cuma ada dua pilihan: investasi di benchmark atau cari alpha (investasi yang cuannya lebih tinggi dengan risiko sama). Gampangnya, bayangkan spektrum investasi dari risiko rendah-return rendah (deposito) sampai risiko tinggi-return tinggi (kripto). Garis tengahnya itu base case atau benchmark.
Misalnya, investasi di S&P 500 (indeks saham AS), posisinya mungkin di tengah spektrum. Tugas kita sebagai investor cerdas adalah mencari instrumen investasi yang return-nya bisa lebih tinggi dari S&P 500 untuk risiko yang sama, atau return sama tapi risiko lebih kecil, atau bahkan dua-duanya: return lebih tinggi, risiko lebih kecil!
Di setiap kelas aset (kripto, saham, reksadana), tugasmu adalah berburu alpha. Contoh, reksadana pendapatan tetap. Menurut saya, alpha-nya ada di aplikasi Makmur. Kenapa? Karena untuk reksadana sejenis (misalnya Star Stable Income Fund), di platform lain return-nya cuma 6-7%, tapi di Makmur bisa 9-10% plus bonus promo 3%. Artinya, risiko sama, cuan lebih gede. Makanya, sejak kenal Makmur tahun lalu, porto reksadana saya pindah semua ke sana.
Saham Indonesia (LQ45) menurut saya posisinya di bawah reksadana saham dalam spektrum risk-return. Return kecil, risiko tinggi. Reksadana saham (termasuk yang dijual di Makmur atau platform lain) mungkin kurang menarik. Kenapa? Karena fee reksadana saham biasanya tinggi, jadi mereka justru senang kalau nasabah taruh dana di sana. Tapi, saya selalu berusaha objektif. Buat apa investasi di reksadana saham kalau risiko tinggi tapi return cuma 3-5%, bahkan minus belakangan ini? IHSG memang lagi bagus, semoga performa saham kita terus meningkat biar saya bisa endorse reksadana saham atau indeks. Tapi jujur, menurut data historis, sektor perbankan (BBCA) lebih layak jadi benchmark. Dibanding alternatif lain, risiko sama, return lebih tinggi.
8 Instrumen Benchmark: Fondasi Portfolio Optimal
Secara keseluruhan, benchmark investasi bisa diwakili 8 instrumen ini, dari teraman sampai terberisiko:
- RDPT (Reksadana Pendapatan Tetap) - Paling aman, return stabil tapi rendah.
- RDPU (Reksadana Pasar Uang) - Lebih aman dari RDPT, return sedikit lebih rendah.
- SBN (Surat Berharga Negara) - Aman, return sedikit lebih tinggi dari RDPT.
- Banking (BBCA) - Saham sektor perbankan, contohnya BCA, relatif stabil dan return lumayan.
- Gold (Emas) - Aset safe haven, lindung nilai saat ekonomi tidak pasti.
- S&P 500 (SPY) - Indeks saham 500 perusahaan terbesar di AS, representasi pasar saham AS.
- NASDAQ 100 (QQQ) - Indeks 100 perusahaan teknologi terbesar di AS, potensi growth tinggi.
- Bitcoin (BTC) & Ethereum (ETH) - Kripto, aset digital paling berisiko, potensi return tertinggi.
Ini benchmark dari yang teraman (RDPT/RDPU) sampai paling berisiko (Bitcoin/Ethereum). Kita akan pakai 8 instrumen ini untuk merancang portfolio dengan potensi cuan maksimal dan risiko minimal. Ingat, ini data 5 tahun terakhir. Fundamental bisa berubah drastis. Dulu BCA mungkin bukan saham terbaik, bahkan Lehman Brothers yang dulu perusahaan Amerika paling bergengsi, akhirnya bangkrut. Riset ini valid selama fundamental instrumen pilihan kita tidak berubah.
25 Portfolio Berbeda: Pilih yang Sesuai Profil Risiko!
Dari 8 instrumen benchmark ini, kita bisa susun 25 portfolio berbeda, terbagi dalam beberapa kategori:
Kategori 1: All In - Cuan Maksimal, Risiko Jantung Copot!
Ini kategori paling ekstrem, all in satu instrumen. Tabel berikut menunjukkan return (potensi cuan tahunan) dan Maximum Drawdown (penurunan porto terbesar dalam 5 tahun terakhir) untuk masing-masing instrumen:
Instrumen | Return Tahunan (Rata-rata 5 Tahun) | Maximum Drawdown (5 Tahun Terakhir) |
---|---|---|
RDPT | 6% | 0% |
BBCA | 12% | 21% |
Gold | 8% | 14% |
SPY (S&P 500) | 14% | 25% |
QQQ (NASDAQ 100) | 20% | 33% |
Bitcoin (BTC) | 55% | 75% |
Ethereum (ETH) | 65% | 76% |
Drawdown itu penurunan porto dari titik tertinggi. Contoh, all in Ethereum, dalam 5 tahun terakhir pernah turun 76% dari puncak. Sebaliknya, all in RDPT, drawdown 0%, tapi return juga paling rendah. Pilih sesuai selera risiko!
Kategori 2: Risk Parity - Bagi Risiko Rata, Tidur Nyenyak!
Konsep risk parity: bagi porto berdasarkan risiko secara merata. Contoh:
- Fokus Indonesia (RDPT & BBCA): Kalau cuma percaya instrumen Indonesia, bisa bagi porto di RDPT dan BBCA saja.
- Indonesia & Amerika (RDPT, BBCA, SPY, QQQ): Tambah eksposur ke pasar AS dengan SPY dan QQQ.
- Diversifikasi Penuh (RDPT, BBCA, Gold, SPY, QQQ, BTC, ETH): Libatkan emas dan kripto untuk diversifikasi maksimal.
Berikut contoh komposisi risk parity dengan diversifikasi penuh:
Instrumen | Bobot Portfolio |
---|---|
RDPT | 38% |
BBCA | 14% |
Gold | 12% |
SPY (S&P 500) | 16% |
QQQ (NASDAQ 100) | 13% |
Bitcoin (BTC) | 3% |
Ethereum (ETH) | 3% |
Total Return Tahunan | 18% |
Maximum Drawdown | 9% |
Cuan 18% setahun, drawdown maksimal 9%. Lumayan, kan? Risiko lebih terkontrol, tidur lebih nyenyak!
Kategori 3: Risk Budgeting - Fokus Cuan di Instrumen Andalan!
Konsep risk budgeting: punya bias, percaya pada satu instrumen tertentu. Cocok kalau kamu jago spotting trend dan bull run. Tapi bukan berarti all in 90% di satu instrumen! Maksudnya, alokasikan 90% RISIKO di instrumen andalan.
Contoh:
- Risk Budgeting 90% ke S&P 500: Percaya pasar saham AS bakal terus naik? Alokasikan 90% risiko di SPY. Bobot porto jadi: 59% SPY, 19% RDPT, sisanya BBCA, QQQ, dll.
- Risk Budgeting 90% ke Bitcoin: Yakin kripto bakal to the moon? Alokasikan 90% risiko di Bitcoin. Bobot porto: 18% BTC, 32% RDPT, sisanya instrumen lain.
Bingung hitung bobot masing-masing instrumen? Jujur, agak rumit. Pakai Python, butuh waktu berhari-hari atau berminggu-minggu buat ngerti cara konstruksi portfolionya. Tapi buat awam, pahami konsepnya saja sudah cukup. Nanti bobotnya bisa disesuaikan sendiri.
Saring Portfolio Terbaik: Bye-bye Performa Jeblok!
Sekarang, saring portfolio yang performanya kurang optimal. Definisi "kalah":
- Cuan lebih rendah dari alternatif lain dengan risiko SAMA.
- Risiko lebih gede untuk cuan SAMA.
- Dua-duanya: cuan lebih kecil, risiko lebih besar pula!
Contoh, all in QQQ kurang optimal dibanding risk budgeting Bitcoin atau Ethereum 70%. Drawdown QQQ lebih gede (33% vs 13%), tapi cuan sama saja. All in S&P 500 juga kurang menarik dibanding risk budgeting SPY 70% atau 90%. Risiko all in SPY lebih tinggi, return sama.
Portfolio Paling Optimal: Pilih Level Risiko dan Cuanmu!
Nah, ini dia yang ditunggu-tunggu: portfolio paling optimal versi analisis ini:
Super Berisiko (Cuan Gede, Jantung Deg-degan)
All in Ethereum (ETH) atau Bitcoin (BTC). Return tertinggi, potensi cuan 50-70% per tahun! Invest 5 juta/bulan, 10 Miliar pertama bisa diraih dalam 7-8 tahun! Tapi, Maximum Drawdown juga paling tinggi, siap minus 70% lebih? Simulasi pakai Ethereum, asumsi performa masa depan mirip 5 tahun terakhir. Saya pribadi kurang berani, altcoin banyak, Ethereum killer juga bermunculan. Tapi, pilihan di tanganmu! Kategori ini super berisiko.
Berisiko (Cuan Lumayan, Siap Mental Naik Turun)
Maximum Drawdown 10-21%, return 18-33% per tahun. Invest 5 juta/bulan, 10 Miliar pertama 14-20 tahun. Naikkan investasi jadi 10 juta/bulan, waktu pangkas jadi 11-16 tahun. Pilihan portfolio kategori ini:
- Risk Budgeting Bitcoin 90%
- Risk Budgeting Ethereum 90%
- Risk Budgeting QQQ 90%
- Risk Budgeting SPY 90%
- Risk Budgeting Bitcoin 70%
- Risk Budgeting Ethereum 70%
- Risk Budgeting QQQ 70%
Medium Risk (Cuan Stabil, Risiko Terukur)
Drawdown 6-9%, return 13-18% per tahun. Invest 5 juta/bulan, 10 Miliar pertama 20-25 tahun. 10 juta/bulan, 16-20 tahun. Fokus bisnis & karir, nabung 20 juta/bulan, 10 Miliar pertama 12-15 tahun. Pilihan portfolio:
- Risk Budgeting SPY 70%
- Risk Parity (Diversifikasi Penuh)
- Risk Budgeting Gold 90%
Aman (Cuan Lumayan untuk Risiko Rendah)
All in RDPT atau Risk Parity RDPT, BBCA, Gold. Drawdown Risk Parity cuma 4%, cuan 9% per tahun. Invest 5 juta/bulan, 10 Miliar pertama 31 tahun. 10 juta/bulan, 24 tahun. 20 juta/bulan, 18 tahun. Bobot Risk Parity RDPT, BBCA, Gold bisa dilihat di tabel sebelumnya.
Pilih portfolio yang cocok dengan profil risiko dan kepercayaanmu! Saya pribadi bias ke risk budgeting, tergantung keyakinan bull market di aset tertentu. 2022 gede di saham AS, 2023 Bitcoin, 2024 saham